Zeynep, yang menggambarkan dirinya sebagai “pendatang masalah”, mendapati dirinya berada di tengah kekacauan pada hari pertamanya di sekolah barunya. Wabah memaksa sekolah ditutup, dan malam itu, ia menemukan tubuh seorang siswi tak bernyawa di lorong-lorong gelap. Ia tidak sendirian—ia ditemani oleh Onur Zorlu, putra kepala sekolah, dan teman-temannya Burak dan Mert. Karena khawatir jantung ayahnya yang lemah tidak akan sanggup menerima berita pembunuhan, Onur mengusulkan agar mereka merahasiakannya sampai karantina dicabut dan menemukan pembunuhnya sendiri. Dengan wabah penyakit dan pembunuh yang berkeliaran, kelompok itu yakin satu-satunya pilihan mereka adalah memecahkan misteri itu tanpa membuat orang tua di luar khawatir. Terseret dalam rencana berbahaya ini, Zeynep menjadi anggota keempat yang tak terduga dalam kelompok mereka. Bersama-sama, mereka memulai perjalanan berbahaya yang penuh dengan rahasia, bahaya, dan liku-liku yang tidak pernah mereka duga.
